
Hariannetwork.com – Pemerintah Korea Selatan menunjukkan minatnya untuk berpartisipasi dalam upaya merawat tanaman mangrove di sepanjang pesisir Aceh Tamiang.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang yang telah membentuk tim inovasi perencanaan pengembangan kawasan pesisir (TIPPKP).
Kyungseok Kang, utusan pemerintah Korea Selatan, melakukan kunjungan ke Aceh Tamiang pada Jumat (22/3/2024).
Dalam kunjungannya, Kang didampingi oleh sejumlah pihak, termasuk tim riset dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Forest for Life Indonesia.
Baca juga: PJ Bupati Pidie: Atasi Gajah Dengan Berpijak Pada Filosofi Triangulasi Silaturrahim Masyarakat Aceh
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Tamiang, Muhammad Yani, menyatakan bahwa kunjungan Kang ini menunjukkan minat yang positif dari Korea Selatan dalam membantu menangani masalah kemiskinan ekstrem yang masih tinggi di wilayah pesisir Aceh Tamiang.
“Satu masalah pesisir butuh perhatian karena tingkat kemiskinan sangat tinggi, makanya kita cari alternatif berkolaborasi dengan multipihak mitra pembangunan daerah,” beber Yani.
Muhammad Yani berharap kerja sama dengan Korea Selatan dapat menghasilkan model-model baru yang dapat memberikan dampak positif bagi tiga aspek penting, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca juga: UNHCR dan IOM Prihatin atas Insiden Kapal Pengungsi Rohingya di Aceh Barat
Menurutnya, Korea Selatan sudah menunjukkan keseriusannya dengan memiliki program ekonomi yang meliputi budidaya perikanan serta kepedulian terhadap aspek lingkungan, termasuk pembicaraan tentang karbon.
“Aspek lingkungan mereka telah berbicara tentang karbon. Ini di masyarakat tidak menarik, tapi bagi dunia ini sangat penting yang bisa meningkatkan pendapatan desa, otomatis status masyarakat kita naik,” ungkapnya.
Hadi S Pasaribu, Chairman Forest for Life Indonesia, yang juga turut berkunjung ke Aceh Tamiang, mengapresiasi keseriusan pemerintah daerah dalam melakukan reboisasi di sepanjang pesisir. Dia menekankan pentingnya mengembalikan fungsi mangrove yang telah terdegradasi sekitar 50 persen.
Baca juga: Penjabat Gubernur Aceh Mempercepat Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol Sibanceh dan Binjai-Langsa II
Hadi juga menyadari perlunya peningkatan pemahaman masyarakat akan manfaat mangrove terhadap perekonomian lokal.
“Upaya mengembalikan fungsi mangrove sangat penting, mangrove ini sebagai benteng, kemudian solusi abrasi dan polusi,” kata Hadi.
Dengan demikian, kerja sama dalam penanganan mangrove di Aceh Tamiang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta memperkuat keberlanjutan sumber daya alam hayati di wilayah tersebut.
Baca juga: Nelayan Temukan Tiga Jenazah di Perairan Calang, Aceh Jaya
“Tugas kita bagaimana agar masyarakat memahami fungsi mangrove, dan juga meningkatkan kesejahterana mayarakat. Sepanjang sumber daya alam hayati bisa kita kelola, kepentingan lokal dan internasionalnya akan terangkat,” jelas Hadi.
Editor: Tim Redaksi
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik http://hariannetwork.com